Pages

________________________________________________________________________

Kepemimpinan dan Komunikasi



Dosen : Bp. Parino Rahardjo


Pada pertemuan minggu ke empat kali ini Bapak Parino mengisi kelas Kapita Selekta dan mengambil judul bahasan Komunikasi dan Kepemimpinan. Mengawali kelas beliau menceritakan kita tentang beberapa pemimpin dan bentuk komunikasi kepemimpinannya. Orang- orang tersebut yaitu :


1. I. R. Soekarno



Dari sisi komunikasi, beliau adalah seorang komunikator yang hebat. Hal ini dapat dilihat bagaimana seluruh rakyat Indonesia sangat menghormatinya apalagi dengan pidato-pidato beliau yang sedemikian rupa dapat membangkitkan semangat nasionalisme rakyat. Sebagai pemimpin sekaligus komunikan, I. R. Soekarno dianggap sangat berhasil karena dapat menyampaikan pesan sehingga mendapat feed back yg diinginkan.

2. Soeharto




Sifat kepemimpinannya yang diktaktor diperlihatkan secara tifak langsung namun selalu berhasil. Pengikut beliau sangat patuh dan takut akan kekuasaannya yang dapat membelokkan kebenaran. Beliau tidak pernah memperlihatkan kemarahannya kepada rakyat karena ia dapat mengontrol dan mengatur sikapnya saat marah.

3. Habibie



Seorang ilmuwan cerdas yang diangkat oleh Indonesia menjadi presiden pasca krisis kepresidenan setelah Soeharto dituntut mundur dari singgasananya. Apa mau dikata, kepemimpinan Habibie tidak bertahan lama. Menurut saya bukan beliau berada bukan pada tempatnya. Ia memang bisa menjadi pemimpin, tapi mungkin bukan pemimpin yang handal. Keahliannya lebih dapat digunakan di bidang lain, yaitu ilmu oengetahuan. Meskipun begitu namun seluruh rakyat menghormati beliau.

4. Gus Dur



Terkenal dengan kata-katanya “Emang gua pikirin”, atau “Gitu aja koq rtepot”. Beliau adalah orang yang sangat cerdas. Ia mempunyai kemampuan bisa menghafal 1000 no telepon, menguasai lebih dari 5 bahasa. Pemikirannya jauh ke depan, dan selalu controversial. Terkadang ia mempunyai pemikiran yang tidak sependapat dengan rakyat. Dengan alasan kesehatan pihak-pihak tertentu yang tidak menyukainya menuntut turunnya beliau.

5. Megawati



Beliau yang seorang wanita sebagai pemimpin sangat bersifat keibuan, kalem, pemikir, tentu saja terdapat kelemahannya yaitu kurang tegas. Namun beliau selalu belajar dari kesalahan sebelum-belumnya untuk memajukan Indonesia.

6. SBY



Pemerintahannya bersifat sistematis, lebih ke arah tentara. Beliau sangat bagus dalam berkomunikasi, retorikanya baik dan ahli dalam strategi.

7. Barrack Obama



pemerintahan Obama lebih seperti Gus Dur, ia sangat senang bersosialisasi dengan siapa saja. Ia sering merasa sebagai orang awam dan bukannya orang nomer 1 di Amerika. Obama berkomunikasi melalui gerakan social. Ia mengawali karir sebagai aktivis di Hardvard, kemudian mejadi seorang pengacara, dan berakhir di pengabdiannya di LSM. Kegiatannya memperhatikan orang kecil, miskin, tertindas, dan ia sangat menentang rasisme di terutam bagi orang-orang kulit hitam disana.




Memang berbeda-beda gaya kepemimpinan satu orang dengan lainnya, terdapat dua jenis gaya yang dijelaskan pada pembahasan kali ini, yaitu gaya kepemimpinan visioner dan pembimbing.
Visioner, gaya ini membangun resonansi* dengan cara mengerakkan dua orang ke arah yang sama dengan organisasi. Dampak gaya kepemimpinan ini terhadap iklim emosi paling positif. Waktu yang paling tepat untuk menggunakannya yaitu ketika oerubahan membutuhkan visi baru atau ketika dibutuhkan dengan jelas.

Pembimbing, gaya ini membangun resonansi* dengan cara Menghubungkan apa yang diinginkan seseorang terhadap sasaran organisasi. Dampak gaya kepemimpinan ini terhadap iklim emosi sangat positif. Penggunaannya yang paling tepat yaitu ketika membantu karyawan memperbaiki kinerja dengan membangun kemampuan jangka panjang.

*RESONANSI = suara/ menggemakan suara (Mark Loehr, peristiwa WTC 11 September ’01) “Dengan berbuat baik sedikit menghasilkan dampak positif yg sangat besar”

Selaku pemimpin, yang dipatok sebagai panutan bawahan atau rakyatnya, hendaknya pemimpin itu mempunya akhlak yang baik dan menjaga citranya di depan umum. Cara berkomunikasi merupakan salah satu sisi yang dapat diliha toleh masyarakat dalam menilai apakah pemimpin itu baik atau tidak. Salah satu peristiwa fatal yang terjadi di Indonesia terkait masalah pemimpin dan komunikasinya yaitu peristiwa rusuhnya DPR saat rapat kasus Century. Hal ini sangat memalukan pemerintahan yg notabene mereka adalah public figure. Apabila hal ini dicontoh oleh mahasiswa maka apa jadinya negara ini kelak jika permasalahan di selesaikan dengan otot, saling caci maki dan bukan dengan otak.

Berikut dijelaskan juga mengenai 4 domain kecerdasan emosi dan kompetensi yang terkait dengan kompetensi pribadi yaitu kemampuan-kemampuan yang menentukan bagaimana kita mngelola diri kita sendiri.

KESADARAN DIRI EMOSI

Maksudnya yaitu kita harus bisa membaca tipikal sifat emosi kita dan mengenali dampaknya menggunakan naluri kita untuk menghasilkan keputusan yang terbaik. Penilaian diri yang akurat akan diri sendiri yaitu mengetahui kekuatan dan keterbatasan diri kita sendiri. Terdapat juga kepercayaan diri, yaitu kepercayaan yang sehat mengenai harga diri dan kemampuan diri. Kita mempunyai kepercayaan diri karena yakin kita mempunyai kemampuan diri.

PENGENDALIAN DIRI

Mengendalikan emosi dan dorongan yang meledak-ledak saat mengalami desakan mental sangat perlu diperhatikan. Bagaimanapun sebagai seorang pemimpin kita merupakan panutan. Sebaiknya saat emosi kita lebih baik diam sejenak mengontrol emosi dan setelah tenang baru menentukan langkah yang dapat diambil. Transparansi merupakan salah satu bentuk kejujuran dan merupakan syarat kelayakan supaya kita dapat dipercaya. Kemampuan untuk menyesuaikan diri juga tak kalah penting harus diperhatikan. Sebagai pemimpin kelenturan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi sangat diperlukan sehingga nantinya kita dapat mengatasi perubahan itu. Pencapaian, yaitu motivasi untuk memperbaiki kinerja pekerjaan untuk memenuhi standar prestasi yang kita tentukan. Selain itu kita harus mempunyai inisiatif, yaitu kemampuan kita untuk mencari jalan keluar ketika menghadapi masalah dan menggunakan kesempatan yg ada. Kompetensi social, kemampuan bagaimana kita dapat mengelolas suatu hubungan. Dan yang terakhir kita harus memiliki sikap optimisme, yaitu bersikap positif ketika menghadapi masalah yang ada, pantang menyerah meskipun pernah gagal.

KESADARAN SOSIAL

Empati, yaitu dimana kita dapat merasakan emosi orang lain, melihat dari sudut pandang mereka, dan berminat aktif terhadap kekuatiran mereka. Empati sangat dubutuhkan sehingga kita sebagai seorang pemimpin mengerti betul apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh client. Kesadaran organisasional, yaitu bagaimana kita dapat membaca apa yang terjadi kepada jaringan dan politik yang terjadi di organisasi. Apabila terjadi maalah suatu kali nanti maka kita dapat cepat tanggap menanggulangi permasalahan tersebut. Pelayanan, mengenali dan memenuhi kebutuhan pengikut, client/ pelanggan. Sebgai pemimpin kita bukanlah semata-mata sebagai orang yang dilayani oleh bawahan, namun justru kita yang harus dapat melayani orang lain dengan baik sehingga menimbulkan citra positif terhadap kita.

PENGELOLAAN RELASI.

Kepemimpinan yang menginspirasi, kita sebagai pemimpin harus dapat membimbing dan memotivasi bawahan dengan semangat. Pengaruh, yaitu kita harus dapat menghasilkan pengaruh kita dengan berbagai taktik membujuk atau menghimbau client. Mengembangkan orang lain, menunjang kemampuan orang lain dengan umpan balik dan bimbingan. Katalis perubahan, memperkasai, mengelola dan memimpin ke arah yang baru. Pengelolaan konflik, menyelesaikan setiap masalah yang ada. Membangun ikatan, menumbuhkan dan memelihara jaringan relasi. Kerja kelompok dan kolborasi, kerja sama dan pembangunan kelompok.

Enter your email address:

dapatkan artikel terbaru dari kamiNews

0 komentar:

Posting Komentar